2 Siraman. Setelah itu calon pengantin wanita diantar ke tempat siraman. Calon mempelai wanita duduk di atas bangku yang beralaskan tikar bangka atau tikar pandan. Kemudian dimulai upacara siraman adat Jawa. Urutan siraman ini dimulai dari sesepuh tertua, kemudian kedua orangtua pengantin. Yang terakhir menyirami adalah juru rias pengantin.
Blog / Wedding Ideas / Ini Bedanya Ritual Siraman Adat Jawa dan Sunda oleh Dewi Mayangsari Nov 08, 2022 000 di Wedding Ideas Tambahkan ke Board Ritual siraman atau mandi pengantin menyimpan filosofi bahwa calon mempelai perlu dibersihkan atau disucikan terlebih dahulu sebelum mulai memasuki gerbang kehidupan yang baru. Prosesi siraman juga dipercaya dapat menggugurkan seluruh energi negatif yang kemungkinan melekat dalam diri calon pengantin, sehingga ia lebih siap dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Baik itu pernikahan adat Jawa maupun Sunda, kedua suku ini diketahui sama-sama memiliki ritual siraman dalam pakem rangkaian upacara pernikahannya masing-masing. Nah, apa saja yang membedakan ritual siraman adat Jawa dan Sunda? Intip tahapan prosesinya berikut Adat JawaAkreditasi THEPOTOMOTOPada tahap awal ritual siraman adat Jawa, calon pengantin akan lebih dulu dituntun untuk melakukan prosesi sungkeman kepada orang tua. Makna dari sungkeman adalah sebagai bentuk permohonan izin untuk menempuh hidup baru bersama pasangan yang telah dipilih. Sungkeman juga dinilai menjadi wujud ucapan terima kasih kepada orang tua yang sudah senantiasa membimbing, merawat, dan mengasihi calon pengantin hingga tumbuh menjadi pribadi yang baik budinya. Calon mempelai akan duduk bersimpuh di hadapan orang tua sambil menunduk, sementara orang tua akan mengulurkan tangan mereka untuk dicium seraya mengusap kepala sang sungkeman, calon mempelai Jawa akan langsung memasuki acara inti siraman, yaitu mandi dengan menggunakan air yang diambil dari tujuh sumber mata air. Campuran air tersebut dimasukkan ke dalam sebuah kendi yang telah ditaburi kembang setaman. Ayahanda dari mempelai wanita adalah orang pertama yang akan memandikan mempelai wanita, dilanjutkan dengan ibunda serta para sesepuh atau orang yang dituakan dari pihak keluarga. Orang yang menyiram pun wajib berjumlah ganjil, biasanya antara 5, 7, atau 9 orang. Usai pelaksanaan siraman, sang ayah akan menggendong mempelai wanita menuju kamar untuk melakukan prosesi ngerik pemotongan rambut.Dulangan pungkasan menjadi tahapan terakhir dari siraman adat Jawa, di mana calon mempelai wanita akan diberi suapan terakhir dari kedua orang tuanya. Ini memberi makna bahwa kewajiban orang tua dalam merawat dan memberi penghidupan kepada putrinya telah putus. Ia kemudian akan hidup mandiri bersama suaminya dengan membentuk sebuah keluarga Adat SundaAkreditasi ViceversaSementara itu, pengantin adat Sunda akan memulai prosesi siraman dengan ngecagkeun aisan; yaitu sebuah tahapan di mana ibu dari mempelai wanita secara simbolis akan menggendong mempelai wanita keluar dari dalam kamarnya. Sang ibu kemudian berjalan sambil membawa lilin sambil melepaskan kain gendongannya saat melangkah menuju tempat siraman. Tahap ngecagkeun aisan memberi makna bahwa kedua orang tua telah bersedia melepaskan tanggung jawabnya terhadap calon mempelai atau anak menuju tahap inti siraman, mempelai wanita Sunda perlu menjalani ritual dipangkon terlebih dahulu. Orang tua akan memangku calon mempelai wanita, kemudian kaki mereka dibasuh oleh sang anak ngaras. Usai pembasuhan kaki, calon mempelai akan menyemprotkan minyak wangi sebagai bentuk doa agar ia senantiasa dapat mengharumkan nama keluarga. Lalu, dengan iringan musik kecapi dan suling, calon mempelai diharuskan untuk menginjak tujuh lembar kain yang menyimbolkan harapan agar pengantin selalu diberi kesehatan, ketabahan, ketakwaan, dan berpendirian kuat. Barulah prosesi puncak siraman akan dimulai dengan air yang juga ditaburi oleh kembang setaman. Pihak yang memandikan calon mempelai diawali dengan ibu, ayah, dan dilanjutkan oleh para sesepuh. Hampir serupa dengan adat Jawa, penyiram dalam tradisi Sunda juga wajib berjumlah ganjil, yaitu berkisar antara 7, 9, sampai 11 mawar yang terdapat di dalam kendi siraman memiliki makna agar calon pengantin senantiasa jujur dalam berperilaku, lalu taburan bunga melati di sekitarnya merupakan harapan agar sang pengantin mampu mengharumkan nama keluarga serta disenangi oleh banyak orang. Sementara bunga kenanga adalah harapan agar mempelai dapat membawa kedamaian dan keteduhan hati. Usai prosesi siraman, mempelai wanita akan dituntun oleh perias untuk melakukan tahap ngerik atau pembersihan bulu-bulu halus dari bagian rambut di kamar sejumlah perbedaan ritual siraman adat Jawa dan Sunda yang telah dirangkum dari berbagai sumber. Meski menyimpan makna yang berbeda, namun sesungguhnya prosesi siraman adalah sebuah pengharapan agar calon pengantin bisa melangkah ke dalam bahtera rumah tangga dengan keadaan yang bersih dari segala hal negatif. Vendor yang mungkin anda suka Ikuti akun Instagram thebridestory untuk beragam inspirasi pernikahan Kunjungi Sekarang Kunjungi Sekarang
Tapiwalaupun sama-sama dari suku Sunda, pakaian adat ini memiliki perbedaan dari pakain adat yang ada di Banten. 7 Keunikan Pakaian Adat Jawa Barat. 1. Kebaya Sunda; 2. merah, ungu muda dan maroon. Biasanya, kebaya ini hampir mirip dengan kebaya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perbedaanya terletak pada bentuk bagian lehernya. Kebaya Sunda
Buat kamu yang ingin menikah dalam adat tradisional Jawa atau Sunda, prosesi siraman merupakan salah satu tradisi yang kerap sebelum hari-H pernikahan. Baik calon pengantin wanita maupun pria, umumnya kedua calon mempelai sepakat adakan siraman. Banyak yang berpikir kalau tradisi siraman di mana-mana itu sama ritualnya. Padahal, prosesi siraman adat di Indonesia itu ada sedikit perbedaannya, pun dilakukan untuk memandikan calon mempelai agar kembali bersih dan suci. Nah, buat yang belum tahu, simak dulu yuk bedanya tradisi siraman adat Jawa dan Sunda dalam ulasan berikut Tahap awal prosesi siraman dalam adat Jawa yaitu sungkeman untuk meminta izin menempuh hidup baruProsesi siraman dalam adat Jawa dimulai dengan sungkeman. Pada tahap ini, calon pengantin memita izin akan memulai hidup baru bersama pasangan hidup yang telah dipilih. Maka tak heran kalau baru momen sungkeman saja nuansa haru sangat kental Sementara adat Sunda dimulai dengan ngengcangkeun aisan, yakni ibu calon mempelai akan lepaskan gendongan saat menuju ke tempat siramanSementara siraman dalam adat Sunda dimulai dengan ngengcangkeun aisan. Ibu calon mempelai akan melepaskan kain gendong saat menuju tempat siraman bersama sang ayah sambil membawa lilin. Jika sungkeman dalam adat Jawa untuk meminta restu izin menikah, ngengcangkeun aisan memiliki makna bahwa orangtua mempelai sebentar lagi akan menyelesaikan tanggung Tahap selanjutnya dalam adat Jawa yaitu prosesi inti siraman dimulai. Calon mempelai disiram pakai air yang diambil dari 7 sumberSetelah sungkeman, prosesi siraman dalam adat Jawa selanjutnya diisi dengan calon pengangtin disiram dengan air dari tujuh sumber. Tak lupa, air siraman tersebut juga telah ditaburi kembang setaman. Nah yang menyiramnya pun nggak sembarang orang lo. Pertama-tama jumlahnya harus ganjil dan dimulai secara berurut, mulai dari ayah, ibu, dan orang-orang yang dituakan semisal mbah/eyang, bude, dan yang menyiram terakhir yaitu juru itu, calon mempelai akan digendong ayahanda menuju kamar mempelai untuk melakukan prosesi ngerik. Nah, akan ada juru rias yang siap membersihkan rambut-rambut halus si calon Sebelum tahap inti siraman dilakukan, dalam adat sunda masih ada ritual yang harus dilakukan, yaitu dipangkonmembasuh kaki orangtua Dok. Isni & Vicko – Ilham Tawakal Photographer, Robby Suharlim via Sebelum memulai tahap inti siraman, dalam adat sunda masih ada ritual lain yang harus dilakukan yaitu dipangkon. Maksudnya adalah orangtua mempelai akan memangku calon pengantin, lalu kaki mereka akan dibasuh oleh calon mempelai. Selanjutnya, ada prosesi calon mempelai disemprotkan parfum yang bertujuan bagi si calon mempelai senantiasa mengharumkan nama keluarga. Tak berhenti disitu, calon mempelai juga harus melewati tujuh lembar kain. Prosesi ini bermakna kalau calon mempelai diharapkan selalu bersabar, memiliki tubuh yang sehat, pribadi yang tabah, beriman, bertaqwa, dan itu prosesi inti siraman dilakukan. Seperti di adat Jawa, dalam adat Sunda prosesi siraman dilakukan pakai air yang telah dimasukkan kembang Air siraman pada umumnya tidak hanya untuk menyiram badan, tapi juga untuk kumur-kumur dan lainnyaAir siraman sebenarnya tidak hanya untuk menyiram badan calon mempelai. Melainkan juga untuk kumur-kumur, bersihkan wajah, telinga, leher, kaki dan tangan sebanyak 3 kali. Dan yang terpenting yaitu prosesi ini berakhir dengan ditandai juru rias yang mengatakan “sudah berakhir masa remajanya” sambil pecahkan kendi di depan calon mempelai, dilihat oleh orangtua dan para siraman dalam tiap daerah memang beda-beda. Walau begitu, maknanya tetap sama yaitu untuk memandikan diri calon mempelai agar kembali bersih dan suci. Tak lupa, siraman juga menjadi momen bagi sang anak meminta izin kepada orangtua. Pun sebaliknya, siraman juga sebagai momen orangtua melepas tanggung jawabnya.
Dekorasidengan tema adat ini biasanya didominasi oleh warna emas dan perak dengan perpaduan unsur alam. Rias pengantin tradisional adat sunda; Apabila penyedia dekorasi pernikahan di palembang belum membantu, kamu dapat mencari alternatif penyedia dekorasi pernikahan yang berada di pekanbaru , riau , padang atau kota lain di.
Pangandaran - Prosesi upacara ngaras dan siraman pengantin adat Sunda seringkali dilakukan biasanya satu hari sebelum akad resepsi pernikahan calon prosesi ini calon pengantin pria ataupun wanita memberikan pengabdiannya kepada kedua orang tua dengan mencuci prosesi ngaras biasanya hanya dilakukan calon pengantin wanita. Dalam prosesi sakral ini, biasanya dilanjutkan dengan siraman pengantin, dimana calon pengantin wanita dimandikan oleh kedua orang tuanya disambung sesepuh orang yang dituakan di keluarganya. Lalu seperti apa prosesi dan makna dalam upacara Ngaras dan Siraman pengantin adat Sunda?Upacara ngaras dan siraman dalam pernikahan adat Sunda. Foto IstimewaMaestro MC Adat Sunda Jawa Barat Ceu Miming mengatakan, ditengah modernisasi prosesi pernikahan, diberbagai daerah upacara adat Ngaras dan Siraman masih dilakukan sebagian calon pengantin."Namun saat ini beberapa pengantin sudah mulai meninggalkan adat ini, padahal tersirat penuh arti dan makna yang tinggi," ucap Ceu Miming belum lama bahasa Ngaras diambil dari bahasa Sunda yang artinya menyebrangi sungai yang tidak terlalu dalam. Di Jawa Barat Ngaras diartikan sebagai rangkaian prosesi pra nikah di tatar Sunda."Penghormatan anak kepada orang tua yang sudah mendidik, merawat, membesarkan dan menyayangi. Dalam prosesi ini anak berbakti kepada orang tua dengan membersihkan kaki kedua orang tua," Prosesi Ngaras Pengantin dan SiramanProsesi Ngaras pengantin diawali dengan kedua orang tua calon pengantin wanita membawa puterinya menuju kursi calon pengantin wanita di ais menggunakan samping oleh ibu, dibagian depan ayah calon pengantin membawa lilin. Dengan makna ayah menerangi langkah anak, sementara ibu mengasuh dan membesarkan anak."Setelah sampai di kursi Ngaras, catin wanita sungkem atau memohon maaf kepada kedua orang tua diiringi kidung Ngaras dengan alunan musik adat Sunda kecapi-suling. Dilanjutkan dengan membasuh kaki ibu terlebih dahulu, dengan air bersih yang sudah disiapkan. Sama halnya dengan ke ayah," dibasuh atau dibersihkan, kaki kedua orang tua diberikan harum-harum, ataupun semacam parfum biar setelah itu catin meminta doa dan restu kepada orang tua. Prosesi adat pra nikah dilanjutkan dengan Siraman."Siraman artinya mengucurkan air, dalam prosesi ini catin wanita dicucurkan air dari 7 sumber air yang berbeda, bisa dari berbagai masjid suci ataupun sumber mata air," Siraman dilakukan catin ganti pakaian menggunakan pakaian layaknya seorang pengantin. Kemudian pengantin berjalan diatas sinjang atau samping"Biasanya ada 7 sinjang yang digunakan untuk catin berjalan menuju kursi Siraman," kata Ceu Miming menjelaskan makna 7 lembar samping yang digunakan sebagai karpet jalan. "7 samping artinya 7 dinten nu baris kalakonan ku panganten, corak sareng warna nu benten diartikeun sebagai jalan kahirupan nu baris disorang, bakal aya warna warni kehidupan," orang yang boleh memberikan siraman paling utama kedua orang. "Ibu, bapak, eyang, nenek, kake. Harus dari sesepuh istri. Tapi syaratnya orang yang menjadi contoh atau picontoheun. Jangan uwa atau bibi yang sudah cerai," kata Ceu sampai di kursi Siraman catin kemudian duduk terlebih dahulu. Disamping pengantin terdapat kendi besar yang berisikan air dari 7 susunan pemberian airnya berawal dari bapak catin terlebih dahulu, dengan mengucurkan air sebanyak 3 kali dari bagian atas oleh Ibu, eyang, Kakek, Nenek, Uwa bibi ataupun pengasuh catin semasa kecil, dengan melakukan siraman air seperti yang dilakukan bapak catin. Simak Video "Dinkes Tasik Telusuri Pasien Diduga Meninggal Gegara Ditolak Puskesmas" [GambasVideo 20detik] tey/tya
Secaraumum tradisi pernikahan Jawa adalah terlihat sama, yaitu adanya siraman, malam midodareni, dan sungkeman. Namun tahukah kamu terdapat beberapa perbedaan yang signifikan dalam pernikahan adat Jawa, mulai dari suku Betawi, Sunda, dan suku Jawa itu sendiri (Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Jawa Timur).
7 menit membaca Bagi masyarakat Jawa, mereka pasti sudah sangat mengenal makna upacara siraman, beserta prosesi upacara pernikahan adat Jawa lainnya. Namun untuk mereka suku Jawa yang berdomisili di luar Jawa, apakah juga mengenal makna upacara siraman dengan baik? Melihat realita yang ada, sepertinya banyak dari mereka, yaitu suku Jawa yang berdomisili di luar pulau Jawa, kurang mengenal makna upacara siraman yang sebenarnya. Salah satu penyebabnya, yaitu mereka terlalu lama tinggal di luar daerah pulau Jawa, dan kurang mencari tahu adat dan kebudayaan suku Jawa, termasuk siraman. Sehingga, secara garis besar bisa disimpulkan, kalau tidak semua suku Jawa mengenal makna upacara siraman dengan baik. Untuk itu, buat kamu suku Jawa yang belum mengetahui makna upacara siraman, dan kamu suku lainnya yang ingin tahu seperti apa upacara siraman beserta maknanya, pada artikel kali ini, akan mengulasnya lengkap khusus untuk kamu. Simak bersama-sama, yuk! Sekilas tentang Upacara Siraman Sebelum mulai mengenal makna upacara siraman, ada baiknya kamu ketahui terlebih dahulu informasi dasar seputar siraman itu sendiri. Jadi, pada dasarnya siraman adalah salah satu bagian dari rangkaian prosesi, yang harus dilakukan dalam upacara pernikahan adat Jawa. Jika dilihat dari asal katanya, siraman berasal dari kata siram, yang artinya mengguyur atau mandi. Namun, mandi dalam prosesi siraman ini berbeda dari mandi yang dilakukan sehari-hari, karena memiliki tujuannya sendiri. Untuk waktu pelaksanaannya, prosesi siraman umumnya dilakukan satu hari sebelum hari akad nikah, baik itu siang atau sore hari. Baca Juga Perbedaan Hantaran, Seserahan, dan Mahar Adapun orang yang memandikan calon pengantin, bukanlah orang sembarangan. Biasanya dipilih dari para sesepuh, maupun anggota keluarga yang dianggap pantas. Dan sesepuh yang dipilih pun, tentunya bukan yang duda atau janda, melainkan sesepuh yang masih bersuami atau istri. Hal itu ditujukan agar pernikahannya nanti bisa panjang umur, layaknya pernikahan pelaku siraman. Selain itu, pemilihan pelaku siraman juga dilihat dari kesuksesannya. Yang mana, pelaku yang dipilih adalah sosok yang dianggap sukses dalam hidupnya, dengan harapan jejaknya bisa menjadi contoh dan diikuti oleh calon pengantin. Untuk jumlah pelaku siraman, sebenarnya tidak ada jumlah khusus. Namun biasanya, pelaku yang dipilih untuk siraman sebanyak tujuh orang, atau dalam bahasa Jawa disebut pitu. Maksud dari dipilihnya tujuh orang tersebut, yaitu agar orang-orang yang terpilih menjadi pelaku siraman, dapat memberikan pertolongan pitulungan. Tetapi di samping itu, ada sebuah ulasan yang ditulis Ernawati Purwaningsih dan dipublikasikan di situs Dinas perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan, kalau jumlah pelaku siraman sebenarnya tidak dibatasi. Yang terpenting adalah jumlah pelakunya ganjil. Jadi, semakin banyak orang yang terpilih menjadi pelaku siraman, maka semakin baik. Hanya saja, hal tersebut tidak disarankan untuk dilakukan, mengingat risiko calon pengantin kedinginan sangat besar. Sehingga, jumlah ideal untuk pelaku siraman hingga saat ini, yaitu tujuh orang. Mengenal Makna Upacara Siraman Nah, informasi dasar seputar upacara siraman, sudah kamu ketahui lengkap di pembahasan sebelumnya. Itu artinya, ini adalah saat yang tepat untuk kamu mengenal makna upacara siraman dengan baik. Sebab, makna upacara siraman bisa dibilang sangat menarik dan sakral. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, siraman merupakan kata yang memiliki arti mandi atau mengguyur. Dalam kehidupan sehari-hari, mandi adalah aktivitas yang ditujukan untuk membersihkan kotoran yang menempel di badan, agar bersih kembali seperti semula. Tetapi dalam siraman adat Jawa, “mandi” ditujukan untuk membersihkan segala jenis gangguan, agar semua proses menuju pernikahan lancar dan tidak terhambat halangan apapun. Sehingga, harapannya kedua pengantin setelah ijab kabul, dapat memulai hidup baru dengan lancar, serta berada dalam keadaan yang bersih dan suci. Dalam prosesi siraman, alat dan bahan yang dibutuhkan tentunya tidak hanya air saja. Ada beberapa sesajen dan barang-barang kecil lainnya yang memiliki makna unik, yang perlu dipersiapkan. Seperti misalnya jajanan pasar, pisang raja, bunga sritaman dan lain sebagainya. Semua sesajen dan barang tersebut, memiliki makna tersendiri yang unik. Jajanan pasar misalnya, sesajen ini memiliki makna sebagai simbol akan pengingat kehidupan di dunia, serta lambang hubungan antar manusia dan silaturahmi. Kemudian pisang raja, yang memiliki makna agar mempelai memiliki sifat seperti raja yang berbudi luhur, adil dan selalu menepati janji. Tidak hanya itu, pisang juga memiliki filosofi yang dapat tumbuh dan hidup di mana saja. Apalagi, semua bagian pisang pun bisa dimanfaatkan oleh manusia. Dengan begitu, harapannya calon pengantin dapat beradaptasi satu sama lain, serta bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Jenis pisang yang sebaiknya dipilih adalah pisang raja ayu yang sudah matang. Sebab, pisang ini memiliki makna berupa mempelai diharapkan dapat tumbuh dengan pemikiran yang matang dan dewasa. Di samping itu ada juga bunga sritaman. Terdiri dari beberapa jenis bunga seperti mawar, melati dan kenanga, setiap bunga ini mempunyai maknanya tersendiri. Bunga mawar mengandung makna mawi arsa, yang artinya dengan kehendak atau niat. Lalu bunga melati bermakna ketulusan dalam berucap, berbicara dan hati nurani paling dalam. Sementara bunga kenanga mengandung makna keneng–e, yang artinya gapailah. Sesaji Siraman Berbicara seputar sesaji, beberapa di antaranya kamu mungkin sudah tahu, apa saja sesaji yang harus ada di upacara siraman adat Jawa, karena sudah sempat disinggung sebelumnya. Tetapi, agar lebih mengenal makna upacara siraman, kamu juga perlu tahu secara lengkap sesaji siraman yang sudah pasti digunakan, di antaranya yaitu Wadah air besar yang terbuat dari perunggu atau tembagaAir yang diambil dari sumur bersihBunga sritaman yang terdiri dari bunga mawar, melati, kenanga dan kantil yang ditaruh di dalam air untuk mandi siramanKonyoh manca warna, atau lulur yang terbuat dari tepung beras dan kencur yang dicampur lima warna, yaitu warna putih, merah, kuning, hijau dan biruDua buah kelapa yang diikat menjadi satuSampo tradisionalSlemek lungguh atau alas duduk berbentuk tikar pandan ukuran satu meter, kemudian kain mori satu lembar, kain jarik satu lembar, serta beberapa jenis dedaunanKain jarik atau kain empat warna, kain bango tulak yuyu sekandhang atau kain lurik tenun berwarna coklat ada benang kuning, kemudian kain pulo watu atau kain lurik warna putih dengan garis hitam, dan kain berwarna jinggaKain dua warna, yaitu grompol dan nagasariSatu lembar kain moriKain batik untuk slemek sebelum menggunakan moriKendi yang sudah terisi air untuk siramanSabun dan handukSejumlah sesaji siraman yang terdiri dari tumpeng gundhul, tumpeng robyong, dhahar, pisang raja saliran, anyep-anyepan, pisang pulut saliran isi genap, pala kependhem, pala gumantung, pala kesimpar, satu butir telur ayam kampung, empluk-empluk yang diberikan bumbu pawon komplit, gula jawa setangkep, kembang telon, kelapa yang sudah dikupas dari kulitnya, cuplak ajug-ajug, jajanan pasar, jenang dodol, jenang werna pitu, jadah, wajik, kacang cina atau kacang tanah yang direbus dengan kulitnya, dan ayam jago satu ekor. Rangkaian Upacara Siraman Agar semakin mengenal makna upacara siraman, sepertinya kamu perlu tahu rangkaian upacara siraman yang perlu dilakukan, yang akan dimulai dari Menyebar bunga sritaman di wadah yang sudah diisi air untuk siramanSetelah itu, masukkan dua buah kelapa yang sudah diikat ke dalam wadah tersebutCalon pengantin yang sudah mengenakan busana siraman, dijemput oleh kedua orang tua dari kamar pengantin dan digandeng menuju tempat siramanPara pinisepuh yang membawa ubarampe satu lembar jarik grompol, satu lembar nagasari, handuk dan padupan akan mengiringi dari belakangSetelah semua siap, acara akan dimulai dan diawali dengan doaKemudian, orang tua khususnya bapak akan mengawali prosesi siraman, dengan menyiram calon pengantin pakai air siramanSetelah bapak, selanjutnya ibu, baru setelah itu para pinisepuh yang sudah diminta dan dipilih untuk turut menjadi pelaku siraman dan memberi berkahPelaku siraman terakhir yang akan menyirami calon pengantin, yaitu juru rias atau sesepuh yang telah ditunjukDi akhir siraman, juru rias atau sesepuh akan mengeramasi calon pengantin dengan landha merang, santan kanil dan banyu asemKemudian dilanjut dengan meluluri tubuh calon pengantin pakai konyoh, dan menyiraminya lagi sampai bersihSetelah selesai, calon pengantin akan memanjatkan doa, sembari juru rias mengucurkan air kendi untuk calon pengantin berkumur sebanyak tiga kaliSelanjutnya, juru rias akan mengguyurkan air kendi ke kepala calon pengantin sebanyak tiga kali, dan dilanjutkan membersihkan wajah, telinga, leher, tangan dan kaki sebanyak tiga kaliApabila air kendi sudah habis, juru rias akan memecah kendi tersebut di hadapan kedua orang tua calon pengantinSetelah ritual siraman selesai dilakukan, acara selanjutnya yaitu membawa calon pengantin ke kamar pengantinDalam perjalanannya, calon pengantin akan digandeng kembali oleh kedua orang tua menuju kamar, untuk mengeringkan tubuh dan mempersiapkan diri untuk prosesi selanjutnya. Baca Juga Ide Seserahan Lengkap sesuai Bujet Nah, sejumlah informasi seputar upacara siraman sudah kamu ketahui secara lengkap di pembahasan sebelumnya. Bagaimana, dari informasi-informasi di atas, kamu sudah sangat mengenal makna upacara siraman, bukan? Apabila setelah mengetahui informasi ini, kamu semakin tertarik untuk mencari tahu adat Jawa dan prosesi lainnya, maka kamu bisa membacanya di beberapa artikel, jurnal, bahkan e-book sekalipun. Dan jika kamu tertarik untuk menggunakan adat Jawa dalam pernikahanmu, maka sebaiknya mulai persiapkan dananya. Sebab, untuk bisa menikah pakai adat Jawa, kamu perlu melakukan beberapa rangkaian prosesi adat, yang sudah pasti akan memakan biaya cukup besar. Maka dari itu, mempersiapkan dana sejak saat ini sangat penting. Namun apabila tanggal pernikahan sudah semakin dekat, dan dana yang kamu miliki saat ini masih belum mencukupi, jangan khawatir. Kamu ajukan saja pinjaman dana tunai melalui Sebab, memiliki proses pengajuan pinjaman dana yang sangat mudah, cepat dan aman. Hal itu karena, sudah terdaftar dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, ajukan pinjaman dana tunaimu sekarang juga, dan wujudkan pernikahan impian! Lebih seperti ini
Keduakeluarga besar bisa jadi memiliki banyak perbedaan latar belakang. Untuk menghargai peristiwa monumental tersebut, sangat wajar sekali tatkala pernikahan dirayakan melalui berbagai tahapan prosesi yang sangat panjang, serta penuh dengan simbol-simbol tertentu. Siraman sendiri ternyata merupakan adat dari Jawa dan Sunda.
Tahukah kamu riasan pernikahan bertemakan adat daerah memiliki makna dan doa untuk pemakainya? Termasuk salah satunya adalah riasan pengantin adat Sunda yang dipakai oleh artis cantik Syahnaz Sadiqah di hari pernikahannya pada 21 April lalu bersama Jeje of Contents Show 1. Mahkota Siger2. Daun sirih pada kening3. Kembang Tanjung di belakang sanggul4. Kembang goyang pada sanggul5. Untaian melati yang jatuh sampai tubuhGelungan Agung dari BaliTengkuluk Tanduak dari MinangkabauSiger Sunda dari Jawa BaratSaloko Bugis dari Sulawesi SelatanPaes Ageng dari YogyakartaSigokh dari Bandar LampungSiangko dari JakartaVideo yang berhubungan Mulai dari mahkotanya, hiasan bunga dan untaian melati di bagian belakang kepalanya, semua memiliki makna suci yang patut kamu tahu, Bela. Apa saja, ya?1. Mahkota riasan dengan adat Sunda, pengantin perempuan umumnya akan mengenakan mahkota Siger. Berbeda dengan Siger khas Lampung, Siger Sunda terbuat dari campuran logam dan memiliki berat 1,5-2 kg. Mahkota ini bermakna harapan akan rasa hormat, kearifan, dan kebijaksanaan dalam Daun sirih pada pengantin adat Sunda memiliki hiasan daun sirih di tengah-tengah kening mereka. Daun sirih berbentuk wajik ini sendiri merupakan lambang penolak Kembang Tanjung di belakang bagian sanggul, perias akan menyematkan enam kembang tanjung yang berbentuk seperti kupu-kupu kecil. Hiasan ini melambangkan kesetiaan sang perempuan pada Kembang goyang pada seperti pengantin adat Jawa, pengantin perempuan adat Sunda juga mengenakan tujuh kembang goyang pada sanggulnya. Namun sedikit perbedaannya adalah lima buah kembang goyang menghadap ke depan dan dua lainnya menghadap ke belakang. Hiasan ini sendiri bermakna kalau perempuan harus terlihat cantik seperti bunga, baik dari depan maupun Untaian melati yang jatuh sampai tubuhUntaian melati, atau sering disebut sebagai ronce melati adalah sebuah hiasan yang khas dari pengantin perempuan adat Sunda. Hiasan ini sendiri terdiri dari Melati Mangle Pasung, Mangle Susun, Mangle Sisir, Penetep, Mayangsari. Ronce melati pada adat Sunda bermakna kesucian dan kemurnian sang riasan yang dikenakan memiliki doa baik untuk keberlangsungan rumah tangga sang pengantin. Wah, jadi ingin menikah dengan adat Sunda agar dapat mengenakan riasan ini! Baca Juga 5 Inspirasi Makeup Pengantin Adat Batak a la Artis Baca Juga 8 Inspirasi Makeup Pengantin Adat Jawa ala Artis Baca Juga Prosesi Pernikahan Adat Bali Nggak hanya terkenal akan kekayaan alamnya, Indonesia juga punya beragam budaya yang beraneka ragam. Contohnya dalam hal pakaian adat pernikahan di mana masing-masing memiliki ciri khas satu buktinya adalah jenis-jenis mahkota pernikahan adat di Indonesia. Sebagian besar pakaian tradisional etnis Indonesia dilengkapi dengan hiasan kepala yang menambah kesan anggun serta desain pakaian adat ciri khas. Dan jangan cuman mempercantik penampilan saja lho ternyata ada filosofi khusus di baliknya. Simak yuk. Gelungan Agung dari BaliAwalnya Gelungan Agung yang berasal dari Bali ini hanya dipakai oleh kalangan bangsawan di masa lalu. Namun saat ini sudah diadopsi ke dalam pakaian pernikahan tradisional Bali, Payas Agung. Gelungan Agung akan dibentuk dengan susunan bunga sandat emas, berhias mahkota emas dan srinata. Semakin rumit dan tinggi susunan sandat, maka semakin tinggi kasta perempuan tersebut. Tengkuluk Tanduak dari nama lain Tikuluak Tanduak, mahkota pernikahan yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat ini terbuat dari kain balapak. Kebanyakan perempuan dari wilayah Lintau Buo sering kali menggunakan mahkota ini pada hari spesialnya. Hiasan kepala yang punya bentuk rumah gadang ala Minang ini punya makna bundo kanuang atau pemilik rumah Sunda dari Jawa BaratSebenarnya Siger hanya dipakai oleh ratu dan putri Sunda di masa lalu sebagai mahkota. Tapi sekarang sudah dijadikan bagian dari pakaian pernikahan dan tari tradisional Sunda. Hiasan kepala ini melambangkan kebijaksanaan dan kehormatan sebagai kualitas diri yang harus dijunjung tinggi. Sering kali dijumpai dengan kembang goyang, tujuh ornamen bentuk bunga. Lima diantaranya menghadap depan serta dua menghadap belakang. Yang melambangkan kecantikan luar Bugis dari Sulawesi pernikahan asal Bugis, Sulawesi Selatan ini memang kelihatan sederhana tapi proses pembuatannya terbilang nggak mudah lho. Karena penyusunannya harus sejajar, kemudian Saloko juga harus terlihat dari depan ke belakang. Punya ciri khas adat Bugis yang ketimur-timuran lalu dipadukan dengan corak khas masyarakat Sulawesi Selatan. Saloko mempunyai makna identitas etnis Ageng dari Ageng dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang terinspirasi dari putri ningrat Keraton. Kepala pengantin perempuan akan dihiasi oleh centhung yang artinya kesiapan untuk memasuki kehidupan baru atau pernikahan. Lalu gunungan rambut di belakang berarti penghormatan suami terhadap istri. Paes Ageng juga dipercaya untuk pembersihan jiwa dan memperkuat batin sehingga terhindar dari dari Bandar Lampung berbeda dengan Siger Sunda, perbedaan ukuran menjadi hal yang paling kontras terlihat. Dahulu Sigokh hanya digunakan sebagai hiasan kepala bagi ratu saja, tapi sekarang sudah bisa dipakai oleh masyarakat Lampung sebagai busana pernikahan. Ternyata ada tiga varian Sigokh yang dibagikan menurut asalnya. Pertama, Siger Saibatin dari pesisir Provinsi Lampung. Kedua, Siger Pepadun dari pegunungan tempat tinggal Suku Pepadun. Terakhir, Siger Tuka berasal dari zaman Hindu serta Buddha di dari afdol rasanya kalau nggak membahas adat pernikahan ibukota Indonesia, yaitu DKI Jakarta. Siangko merupakan mahkota pernikahan Betawi yang memadukan berbagai budaya diantaranya Arab, Cina, dan Belanda yang cukup kental. Cadar Siangko juga dibuat beragam, ada yang panjangnya menutupi wajah atau yang hanya menutupi dahi. Makna cadar sendiri melambangkan kesucian pengantin perempuan. raf/raf – Bingung dengan perbedaan pernikahan adat jawa dan adat sunda? Indonesia memang termasuk negeri yang kaya akan keindahan alam dan suku adat serta budayanya. Bahkan terdapat begitu banyak budaya dan bahasa mulai dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman inilah yang membuat Indonesia menjadi negeri yang menarik. Dan juga dari keberagaman budaya ini membuat ada tradisi tradisi yang dipercaya oleh masing masing suku. Seperti misalnya hal yang paling umum kita jumpai ialah tradisi dalam pernikahan. Karena begitu banyak suku yang ada, kita akan membahas tentang adat pernikahan Jawa dan Sunda. Sebab baik dalam adat Jawa maupun adat Sunda terdapat prosesi siraman’ menjelang pernikahan. Upacara atau prosesi siraman saat pernikahan ini berasal dari kata dasar siram Jawa yang memiliki arti mandi. Sedangkan maknanya sendiri ialah memandikan calon pengantin dengan tujuan supaya calon pengantin kembali bersih dan suci saat pernikahan. Berikut ini fakta antara prosesi penyiraman pada adat Jawa dan adat Sunda. 1. Siraman adat Jawa Upacara siraman ini berlaku bagi pengantin pria dan wanita dan akan dilaksanakan dirumah masing masing. Setelah menyiapkan segala perlengkapan untuk upacara siraman, waktunya untuk menaburkan bunga setaman ke dalam bak yang berisi air dingin atau air hangat. Kemudian dilanjutkan dengan memasukkan dua butir kelapa yang masih ada sabutnya diikat menjadi satu dan masukkan ke dalam air. Calon pengantin yang sudah mengenakan busana siraman lengkap kemudian dijemput dan dibimbing oleh orang tua untuk menuju ke tempat penyiraman. Dan dibelakang mereka ada pengiring yang membawakan baki berisi seperangkat kain yang terdiri dari sehelai kain motif grompol, sehelai kain motif nagasari, handuk dan pedupan. Didalam adat Jawa, prosesi siraman akan diawali dengan doa sesuai kepercayaan masing masing kemudian dilanjutkan dengan sungkeman kepada orang tua calon pengantin. Ketika sungkeman, calon pengantin sekaligus meminta ijin untuk menikah dengan orang yang telah ia pilih sebagai pasangan hidupnya. Biasanya dalam moment moment ini suasana haru akan sangat dirasakan. Setelah sungkeman, kemudian masuk ke tahap siraman dimana calon pengantin akan disiram dengan air yang diambil dari tujuh sumber dan sudah ditaburi dengan kembang setaman. Dan anggota yang menyiram diwajibkan untuk berjumlah ganjil, dimulai dari ayah, ibu, dan beberapa orang yang dituakan dan diakhiri dengan juru rias. Setelah badan dikira bersih, air tersebut juga digunakan untuk berkumur, membersihkan wajah, telinga, leher, kaki dan tangan masing-masing 3x. Jangan lupa diikuti juga dengan doa oleh calon pengantin. Akhir dari acara siraman ini adalah ketika juru rias mengucapkan kalimat sudah berakhir masa remajanya sambil memecahkan kendi di depan calon pengantin yang disaksikan kedua orang tua dan kerabat lainnya. Prosesi siraman tidak sampai disana saja, setelahnya, calon pengantin akan digendong oleh sang ayah menuju kamar pengantin untuk melakukan prosesi ngerik. Disini, juru rias akan membersihkan rambut rambut halus pada calon pengantin. 2. Siraman adat Sunda Siraman adat Sunda berbeda dengan adat Jawa. Dalam adat Sunda, siraman memiliki tahap pertama mulai dari gengcangkeun aisan dengan ritual sang ibu akan melepaskan gendongan menuju tempat siraman ditemani oleh sang ayah yang mendampingi dengan membawa lilin. Makna dari tahap ini adalah kedua orang tua akan segera mengakhiri tanggung jawab mereka dan akan digantikan oleh calon suami nantinya. Tahap selanjutnya kemudian dipangkon. Disini, calon pengantin akan dipangku oleh kedua orang tuanya lalu calon pengantin akan membasuh kaki kedua orang tua ngaras. Kemudian calon pengantin akan disemprot dengan minyak wangi supaya bisa selalu mengharumkan nama keluarga. Dan calon pengantin akan melewati tujuh lembar kain yang menyiratkan permohonan untuk selalu sabar, sehat, bertaqwa, tabah, beriman, dan istiqamah. Hingga akhirnya sampai pada tahap penyiraman. Pada tahap ini, sama sperti adat Jawa, dimana calon pengantin akan disiram dengan air yang sudah ditaburi dengan kembang setaman. Itu dia pebedaan antara prosesi siraman adat Jawa dengan adat Sunda, budaya Indonesia ini memang sangat menarik untuk dipelajari mengingat ada begitu banyak suku dan adat yang tersebar di seluruh Indonesia. Page – Bingung dengan perbedaan pernikahan adat jawa dan adat sunda? Indonesia memang termasuk negeri yang kaya akan keindahan alam dan suku adat serta budayanya. Bahkan terdapat begitu banyak budaya dan bahasa mulai dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman inilah yang membuat Indonesia menjadi negeri yang juga dari keberagaman budaya ini membuat ada tradisi tradisi yang dipercaya oleh masing masing suku. Seperti misalnya hal yang paling umum kita jumpai ialah tradisi dalam pernikahan. Karena begitu banyak suku yang ada, kita akan membahas tentang adat pernikahan Jawa dan Sunda. Sebab baik dalam adat Jawa maupun adat Sunda terdapat prosesi siraman’ menjelang atau prosesi siraman saat pernikahan ini berasal dari kata dasar siram Jawa yang memiliki arti mandi. Sedangkan maknanya sendiri ialah memandikan calon pengantin dengan tujuan supaya calon pengantin kembali bersih dan suci saat pernikahan. Berikut ini fakta antara prosesi penyiraman pada adat Jawa dan adat Siraman adat JawaUpacara siraman ini berlaku bagi pengantin pria dan wanita dan akan dilaksanakan dirumah masing masing. Setelah menyiapkan segala perlengkapan untuk upacara siraman, waktunya untuk menaburkan bunga setaman ke dalam bak yang berisi air dingin atau air dilanjutkan dengan memasukkan dua butir kelapa yang masih ada sabutnya diikat menjadi satu dan masukkan ke dalam pengantin yang sudah mengenakan busana siraman lengkap kemudian dijemput dan dibimbing oleh orang tua untuk menuju ke tempat dibelakang mereka ada pengiring yang membawakan baki berisi seperangkat kain yang terdiri dari sehelai kain motif grompol, sehelai kain motif nagasari, handuk dan pedupan. Didalam adat Jawa, prosesi siraman akan diawali dengan doa sesuai kepercayaan masing masing kemudian dilanjutkan dengan sungkeman kepada orang tua calon sungkeman, calon pengantin sekaligus meminta ijin untuk menikah dengan orang yang telah ia pilih sebagai pasangan hidupnya. Biasanya dalam moment moment ini suasana haru akan sangat sungkeman, kemudian masuk ke tahap siraman dimana calon pengantin akan disiram dengan air yang diambil dari tujuh sumber dan sudah ditaburi dengan kembang anggota yang menyiram diwajibkan untuk berjumlah ganjil, dimulai dari ayah, ibu, dan beberapa orang yang dituakan dan diakhiri dengan juru badan dikira bersih, air tersebut juga digunakan untuk berkumur, membersihkan wajah, telinga, leher, kaki dan tangan masing-masing 3x. Jangan lupa diikuti juga dengan doa oleh calon dari acara siraman ini adalah ketika juru rias mengucapkan kalimat sudah berakhir masa remajanya sambil memecahkan kendi di depan calon pengantin yang disaksikan kedua orang tua dan kerabat siraman tidak sampai disana saja, setelahnya, calon pengantin akan digendong oleh sang ayah menuju kamar pengantin untuk melakukan prosesi juru rias akan membersihkan rambut rambut halus pada calon Siraman adat Sunda Siraman adat Sunda berbeda dengan adat Jawa. Dalam adat Sunda, siraman memiliki tahap pertama mulai dari gengcangkeun aisan dengan ritual sang ibu akan melepaskan gendongan menuju tempat siraman ditemani oleh sang ayah yang mendampingi dengan membawa dari tahap ini adalah kedua orang tua akan segera mengakhiri tanggung jawab mereka dan akan digantikan oleh calon suami selanjutnya kemudian dipangkon. Disini, calon pengantin akan dipangku oleh kedua orang tuanya lalu calon pengantin akan membasuh kaki kedua orang tua ngaras.Kemudian calon pengantin akan disemprot dengan minyak wangi supaya bisa selalu mengharumkan nama calon pengantin akan melewati tujuh lembar kain yang menyiratkan permohonan untuk selalu sabar, sehat, bertaqwa, tabah, beriman, dan akhirnya sampai pada tahap penyiraman. Pada tahap ini, sama sperti adat Jawa, dimana calon pengantin akan disiram dengan air yang sudah ditaburi dengan kembang dia pebedaan antara prosesi siraman adat Jawa dengan adat Sunda, budaya Indonesia ini memang sangat menarik untuk dipelajari mengingat ada begitu banyak suku dan adat yang tersebar di seluruh Indonesia.
Orangorang suku Jawa berasal dari Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Namun, keturunannya sudah tersebar luas di berbagai wilayah di Indonesia. Ada banyak upacara dalam adat Jawa yang masih lestari hingga kini dan menarik untuk disimak. Mau tahu tujuh di antaranya yang paling populer? Yuk, simak upacara adat Jawa yang masih lestari!
Sebelum memasuki gerbang pernikahan, kedua mempelai terlebih dulu akan dibersihkan dan disucikan dengan upacara siraman sebagai bentuk simbolik. Dua suku yang dikenal mempunyai tradisi tersebut, yakni Jawa dan Sunda. Biasanya calon pengantin kerap menjali ritual tersebut sehari atau beberapa hari menjelang hari pernikahan. Banyak yang masih mempercayai usai melaksanakan ritual siraman segala noda di masa lalu akan luruh. Dengan begitu kedua calon pengantin akan kembali bersih menyambut hari baru di kehidupan rumah tangga, layaknya selembar kertas putih tanpa noda. Meski kedua suku tersebut menjalani prosesi siraman, akan tetapi pada pengerjaannya terdapat beberapa perbedaan. Apa saja yang membedakannya? Yuk, cari tahu jawabannya pada ulasan di bawah ini. Siraman Adat SundaUpacara siraman atau ngebakan dimulai dengan ngecangkeun aisan, yang artinya ibu dari mempelai wanita melepaskan gendongan untuk menuju tempat siraman ditemani ayah yang setia mendampingi dengan membawa lilin. Hal itu mengandung makna bahwa kedua orang tua akan segera menyudahi tanggung jawabnya, lantaran akan digantikan oleh suami putrinya. Lilin yang dibawakan sang ayah melambangkan tugasnya yang wajib memberi penerangan bagi putra-putrinya. Setelah itu dilanjutkan dengan acara dipangkon, yakni calon mempelai wanita dipangku kedua orang tuanya. Berikutnya ngaras, mencuci kaki kedua orang tua yang diawali dengan membasuh kedua kaki sang ayah. Usai mebasuh kaki kedua orang tua, disemprotkan juga minyak wangi yang mengungkapkan agar sampai kapan pun sang putri dapat membawa nama harum keluarga. Lalu calon mempelai wanita harus melewati tujuh lembar kain yang menyiratkan permohonan supaya kelak calon mempelai wanita senantiasa diberi kesabaran, kesehatan, ketawakalan, ketabahan, keteguhan iman yang kuat dan selalu menjalankan agama. Puncaknya upacara siraman, calon mempelai wanita disirami air bunga yang masing-masing bunga memiliki artinya tersendiri. Bunga mawar agar calon pengantin selalu jujur, melati bermakna dapat membawa harum nama keluarga serta disukai oleh siapa saja, terakhir bunga kenanga yang diharap dapat membawa kesejukan dan keteduhan hati. Kemudian, sang ayah mengucurkan air wudhu kepada putrinya. Selesai siraman, mempelai wanita akan dibawa oleh perias untuk ngerik atau membersihkan bulu-bulu halus rambut di kamar pengantin. Terakhir, parebut bebetian & hahampangan dimana diharapkan kedepannya kedua mempelai akan diberi kelancaran rezeki dan segera mendapatkan keturunan. Siraman Adat JawaUrutan teratas sebelum siraman dalam tradisi Jawa, calon mempelai wanita akan melakukan sungkeman kepada kedua orang tua. Jika acara tersebut dihadiri kakek nenek, sungkeman lebih dulu ditujukan kepada keduanya, kemudian kepada orang tua. Setelah seluruh persiapan siraman telah tersedia, dilaksanakanlah siraman dengan penyiram pertama sang ayahanda lalu dilanjutkan sang bunda. Orang yang menyiram harus bejumlah ganjil antara tujuh sampai sembilan orang. Penyiram terakhir dilakukan oleh perias. Seusai itu, mempelai wanita dibopong oleh ayah menuju kamar pengantin untuk selanjutnya ngerik. Namun sebelum itu, utusan besan menyerahkan rambut mempelai pria untuk disatukan dengan potongan rambut mempelai wanita. Gabungan guntingan rambut itu lalu dikubur di halaman samping atau belakang rumah. Tanam rikmo bertujuan untuk mengubur semua hal buruk supaya kelak mendapat kebaikan dan kebahagian dalam berumah tangga. Oleh perias, rambut-rambut halus di dahi dan tengkuk rambut kalong akan dikerik untuk membuang segala sesuatu yang jelek yang dahulu pernah menimpa. Setelah ngerik, rambut akan diratus. Dan di urutan terbawah, dulangan pungkasan dimana calon mempelai wanita akan mendapat suapan terakhir dari kedua orang tua. Dulangan pungkasan tersebut mencerminkan putusnya kewajiban orang tua memberi penghidupan kepada putrinya yang akan hidup mandiri bersama suaminya. Teks MeryFoto Dok. Isni & Vicko Ilham Tawakal Photographer, Robby Suharlim Setelahitu prosesi inti siraman dilakukan. Seperti di adat Jawa, dalam adat Sunda prosesi siraman dilakukan pakai air yang telah dimasukkan kembang setaman. 5. Air siraman pada umumnya tidak hanya untuk menyiram badan, tapi juga untuk kumur-kumur dan lainnya. siraman adat Jawa via www.instagram.com. Serupa tapi Tak Sama, Inilah Perbedaan Ritual Siraman Kebiasaan Jawa dan Sunda By Ade Mutia 21 Mar 2022 Viewers 2289 Di Indonesia, jelang pernikahan umumnya ada bermacam rupa persiapan yang dilakukan maka itu kedua unggulan pengantin mempelai, terutama kerjakan mereka yang memperalat prosesi kebiasaan. Perumpamaan kamil, pernikahan adat Jawa dan aturan Sunda, setidaknya suka-suka 13 tahapan yang harus dilalui makanya calon merapulai. Salah satu diantaranya suka-suka yang memiliki pertepatan, yakni prosesi siraman. Siraman dilakukan dengan maksud bakal menyucikan calon mempelai sebelum hari H akad nikah. Sekiranya hanya dilihat sekilas, prosesi siraman baik dengan adat Jawa maupun Sunda, nampak sekelas saja. Namun, tahukah anda ternyata upacara keduanya sangatlah berbeda? Tradisi siraman adat Jawa dan adat Sunda punya ciri khasnya per, baik pecah penyelenggaraan pendirian pelaksanaan atau istilah-istilah nan digunakan. Dimana saja letak perbedaannya? Berikut ini WeddingMarket berikan ulasan lengkapnya untukmu. Disimak, yuk ! Siraman Rasam Jawa Fotografi Morden Dalam prosesi ijab kabul aturan Jawa, ritual siraman dimulai dengan sungkeman. Dimana sang nomine pengantin, memohon maaf serampak meminta restu dan izin untuk menikah kepada orangtuanya. Setelah itu, barulah orangtua akan mengamalkan siraman kepada sang anak. Biasanya prosesi siraman dilakukan satu hari menjelang akad nikah. Baik calon pengantin wanita alias pengantin adam dapat melaksanakan siraman di kediamannya masing-masing. Perangkat nan perlu disiapkan sebelum dilaksanakan siraman adat Jawa Air siraman, air jernih dan bersih Anak uang mawar, melati dan kenanga untuk ditaburkan ke kerumahtanggaan air siraman Pengaron bikin wadah air siraman Gayung untuk mengambil air Tikar bangka, adalah tikar berukuran sekeliling seketul meter terbuat berpunca anyaman patera pandan. Sehelai reja dan sepoteng tiras mori Patera-daun nan terdiri atas daun kluwih, daun koro, daun opo-opo, daun awar-awar, patera turi, daun dadap srep, ilalang dan duri kemarung Ratus, terdiri bermula herbal alami, seperti kunyit, bunga ros, temulawak, pala, dan sejenisnya Jingkir, perbaraan yang berfungsi seperti pendiangan yang terbuat dari tanah liat Kendhi via instagram/ likuiditayona Kuntjoro Photography Urutan intern upacara siraman resan Jawa yaitu sebagai berikut Sungkeman Fotografi Morden Sama dengan yang sudah disebutkan sebelumnya, urutan permulaan dalam upacara siraman adat Jawa dimulai dengan sungkeman. Calon merapulai wanita sungkem kepada kedua orangtua untuk memohon doa restu bakal dipersunting maka dari itu kekasih pilihannya. Detik sungkeman ini lazimnya menjadi sangat haru, lain jarang baik calon pengantin atau turunan tua sampai melimpahi air mata. Siraman Foto via instagram/cantitachril Pasca- radu sungkeman, barulah dilanjutkan dengan prosesi siraman adat Jawa. Dengan dibimbing oleh orang tua, primadona mempelai nan sudah lalu mengenakkan rok siraman lengkap, dituntun menuju tempat siraman. Provisional para pengiring membawakan baki berisi seperangkat perca, handuk dan pedupan. Selanjutnya calon mempelai wanita didudukkan di atas tapang yang berdasarkan tikar bangka maupun tikar pandan. Diwali dengan takbir, calon pengantin kemudian disiram dengan air siraman yaitu air yang mulai sejak dari tujuh perigi sumur tanah dan ditaburi dengan bunga-bunga, antara lain melati, mawar dan kenanga. Jumlah siraman yang dilakukan harus ganjil, dimulai dari datuk ataupun basyar yang dituakan intern keluarga. Kemudian dilanjutkan dengan ayah, ibu, alias saudara, dan terakhir tukang hias pengantin . Separasi Kendi Pasca- selesai dilakukan siraman, orangtua favorit raja sehari atau juru hias kemudian mecahkan kendi yang digunakan buat menuang air siraman sembari menyabdakan, “ Niat ingsun ora mecah kendi, nanging mecah pamore anakku [nama si anak] ”. Proses ini melambangkan pecahnya ataupun berakhirnya hari remaja sang anak asuh, sekarang sebagai wanita dewasa. Potong Rikmo Selanjutnya, prosesi siraman kebiasaan Jawa diteruskan dengan memotong rikmo atau rambut. Berpunca pihak mempelai laki-laki juga akan menyerahkan potongan rambut yang kemudian disatukan dan dikubur di halaman flat. Hal ini melambangkan, bagi mengubur semua hal-hal buruk, sehingga kelak rumah tangga antagonis tersebut tetapi suka-suka kebaikan dan kegembiraan. Bopongan Foto via instagram/cantitachril Panjang selanjutnya dalam prosesi siraman adat Jawa yakni, nomine pengantin wanita digendong oleh si ayah condong kamar. Prosesi ini melambangkan bukan main kasih comar orang tua akan senantiasa selalu untuk anaknya, lebih-lebih sampai menjelang sang anak memulai paisan baru akad nikah. Apabila tidak dilaksanakan bopongan, calon pengantin akan berbarengan diantar oleh perias menuju kamar. Paes atau berdandan Foto via instagram/ambarpaes_jakarta Lebih jauh di kamar, unggulan pengantin berganti busana dan bersiap untuk dikerik rambut di atas dahinya atau disebut dengan istilah dialubi-alubi . Memohon Takbir Restu Terakhir, calon pengantin keluar dari kamar dan merodong para pengunjung buat memohon doa restu. Darurat itu, tetua alias pihak nan dituakan akan mengantar air siraman ke gelanggang calon raja sehari pria. Siraman Adat Sunda Fotografi Morden Sama halnya dengan siraman adat Jawa, prosesi siraman adat Sunda ngebakan berujud buat menyucikan calon kemantin raja sehari baik secara lahir maupun batin. Prosesi siraman adat Sunda dilaksanakan 3-7 perian menjelang tahun akad nikah. Urutan jenjang siraman adat Sunda adalah sebagai berikut. Ngengcangkeun aisan melepaskan gendongan Foto Umarez Photography Lega prosesi siraman adat Sunda, tahap mula-mula dimulai dengan ngengcangkeun aisan. Dimana calon pengantin akan digendong’ secara asosiatif maka itu sang ibu dengan melilitkan karet gendongan di tubuhnya dan sang anak. Kemudian sang ibu memperlainkan gendongan tersebut, selanjutnya favorit pengantin, ibu bersama ayah menuju ajang siraman. Pada tahap ini si ayah pula membawa lilin, prosesi ini berarti bahwa kedua orangtua akan segera mengakhiri beban jawabnya, dan seterusnya digantikan oleh nomine suami. Ngaras mencuci kaki orangtua Tingkatan siraman adat Sunda dilanjutkan dengan prosesi ngaras. Calon pengantin akan dipangku kedua orang tua dalam prosesi dipangkon. Kemudian, si unggulan pengantin memohon maaf kepada kedua orangtuanya cak bagi menikah, dilanjutkan dengan sujud, barulah setelah itu calon pengantin akan membasuh kaki kedua orang tuanya. Pencampuran air siraman Fotografi Bingkai Photography Seremoni dilanjutkan dengan mencampur air siraman nan berbunga dari tujuh sendang dengan tujuh keberagaman rente berbau wangi, disebut dengan bunga setaman. Pada prosesi siraman kebiasaan Sunda, calon pengantin akan disemprot dengan petro wangi oleh orangtuanya. Prosesi ini bermakna, agar sang anak dapat selalu mengharumkan keunggulan baik keluarga. N gebakan Tak hanya itu, calon pengantin sifat Sunda pula harus melewati sapta lembar reja yang menyiratkan supaya selalu menahan perasaan, segak, tabah, beriman, bertaqwa, dan pelahap istiqomah. Prosesi ini disebut ngebakan. Siraman Barulah balasannya dilakukan siraman, prosesi yang dilakukan hampir sama dengan siraman kebiasaan Jawa. Dimana jumlahnya harus ganjil, 7, 9 atau 11 bani adam, dimulai semenjak sang ibu, ayah dan orang nan dituakan dalam batih. Ngeningan Pada prosesi siraman adat Sunda ini, rambut nomine mempelai wanita juga akan dipotong adv minim layaknya ngerik puas prosesi Jawa. Peristiwa ini melambangkan percantik diri secara lahir dan batin. Barulah terakhir dilakukan pembersihan bulu-surai halus pada muka, kuduk, membentuk amis cau atau sinom, godeg serta kembang turi yang disebut dengan ngeningan . Prosesi ini sebagai figuratif membuang atau membersihkan segala kesalahan yang pernah dilakukan di zaman dulu, sehingga tak terulang lagi di waktu depan. Rebutan Parawanten Setelah selesai ngeningan, dilanjutkan dengan acara rebutan parawanten atau rebutan ki gua garba. Makanan nan diperebutkan aktual umbi-umbian atau lambung ringan. Maknanya, andai pamrih agar kedua mempelai membujur rezeki nan lancar serta segera memperoleh pertalian keluarga. Potong tumpeng via instagram/ Umarez Photography Pada prosesi siraman adat Sunda sekali lagi dilakukan tetak tumpeng, yang kemudian disuapkan ke primadona raja sehari. Prosesi ini ibarat simbol pelepasan sang anak oleh kedua orangtuanya, lakukan memulai arwah yunior sesudah menikah. Tanam rambut Terakhir, orangtua akan menanam potongan rambut primadona pengantin, perumpamaan simbol mengubur segala keadaan buruk agar si momongan siap menjalani hidup hijau nan bahagia. Surai tersebut rata-rata dikubur di pekarangan rumah. FotografiCanola Photo Secara umum, baik prosesi siraman adat Jawa atau adat Sunda, keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni untuk membeningkan diri sebelum pernikahan digelar. Kendatipun ada sedikit perbedaan n domestik sejumlah ritualnya tapi layaknya pagar adat sifat istiadat wilayah lainnya, seremoni siraman ini lagi perlu dilestarikan. Supaya generasi penerus kelak tetap bisa mengenal akar budaya leluhurnya. Nah, setelah membaca ulasan di atas, sekarang sudah lalu jelas kan dimana bedanya siraman Jawa dan Sunda? Jangan tengung-tenging bagi persiapkan ijab nikah impianmu bersama WeddingMarket. Temukan berbagai diskon dan promo-promo menarik pecah vendor-vendor terbaik di seluruh Indonesia. Sebaiknya berharga, ya ! Kaliini saya akan membahas perbedaan tradisi ibu hamil di jawa dan sunda. Pada suku jawa ketika ibu hamil dan usia kandungannya sudah 4 bulan maka diadaka tasyukuran yang biasanya disebut dengan mitoni. Acara ini diadakan dengan mengundang orang sekitar untuk melakukan pengajian di rumah si ibu. Dimana pengajian tersebut diisi dengan pembacaan Serupa tapi Tak Sama, Inilah Perbedaan Ritual Siraman Adat Jawa dan Sunda By Ade Mutia 21 Mar 2022 Viewers 2792 Di Indonesia, jelang pernikahan umumnya ada berbagai persiapan yang dilakukan oleh kedua calon mempelai pengantin, terutama bagi mereka yang menggunakan prosesi adat. Sebagai contoh, pernikahan adat Jawa dan adat Sunda, setidaknya ada 13 tahapan yang harus dilalui oleh calon pengantin. Salah satu diantaranya ada yang memiliki kemiripan, yakni prosesi siraman. Siraman dilakukan dengan maksud untuk menyucikan calon mempelai sebelum hari H pernikahan. Jika hanya dilihat sekilas, prosesi siraman baik dengan adat Jawa maupun Sunda, nampak sama saja. Namun, tahukah kamu ternyata ritual keduanya sangatlah berbeda? Tradisi siraman adat Jawa dan adat Sunda punya ciri khasnya masing-masing, baik dari tata cara pelaksanaan maupun istilah-istilah yang digunakan. Dimana saja letak perbedaannya? Berikut ini WeddingMarket berikan ulasan lengkapnya untukmu. Disimak, yuk!Fotografi MordenDalam prosesi pernikahan adat Jawa, ritual siraman dimulai dengan sungkeman. Dimana sang calon pengantin, memohon maaf sekaligus meminta restu dan izin untuk menikah kepada orangtuanya. Setelah itu, barulah orangtua akan melakukan siraman kepada sang anak. Biasanya prosesi siraman dilakukan satu hari menjelang akad nikah. Baik calon pengantin wanita maupun pengantin pria dapat melaksanakan siraman di kediamannya yang perlu disiapkan sebelum dilaksanakan siraman adat JawaAir siraman, air jernih dan bersih Bunga mawar, melati dan kenanga untuk ditaburkan ke dalam air siramanPengaron untuk tempat air siramanGayung untuk mengambil airTikar bangka, yakni tikar berukuran sekitar setengah meter terbuat dari anyaman daun pandan. Sehelai kain dan sehelai kain mori Daun-daun yang terdiri atas daun kluwih, daun koro, daun opo-opo, daun awar-awar, daun turi, daun dadap srep, alang-alang dan duri kemarungRatus, terdiri dari herbal alami, seperti kunyit, bunga mawar, temulawak, pala, dan sejenisnyaAnglo, tungku yang berfungsi seperti kompor yang terbuat dari tanah liatKendhivia instagram/likuiditayona Kuntjoro PhotographyUrutan dalam upacara siraman adat Jawa adalah sebagai berikutSungkemanFotografi MordenSeperti yang sudah disebutkan sebelumnya, urutan pertama dalam upacara siraman adat Jawa dimulai dengan sungkeman. Calon pengantin wanita sungkem kepada kedua orangtua untuk memohon doa restu untuk dipersunting oleh kekasih pilihannya. Momen sungkeman ini biasanya menjadi sangat haru, tak jarang baik calon pengantin maupun orang tua sampai menitikkan air via instagram/cantitachrilSetelah selesai sungkeman, barulah dilanjutkan dengan prosesi siraman adat Jawa. Dengan dibimbing oleh orang tua, calon pengantin yang telah mengenakkan busana siraman lengkap, dituntun menuju tempat siraman. Sementara para pengiring membawakan baki berisi seperangkat kain, handuk dan calon mempelai wanita didudukkan di atas bangku yang beralaskan tikar bangka atau tikar pandan. Diwali dengan doa, calon pengantin kemudian disiram dengan air siraman yakni air yang berasal dari tujuh sumber mata air tanah dan ditaburi dengan bunga-bunga, antara lain melati, mawar dan kenanga. Jumlah siraman yang dilakukan harus ganjil, dimulai dari sesepuh atau orang yang dituakan dalam keluarga. Kemudian dilanjutkan dengan ayah, ibu, atau saudara, dan terakhir juru rias KendiSetelah selesai dilakukan siraman, orangtua calon pengantin atau juru rias kemudian mecahkan kendi yang digunakan untuk menuang air siraman sembari mengucapkan, “Niat ingsun ora mecah kendi, nanging mecah pamore anakku [nama sang anak]”. Proses ini menyimbolkan pecahnya atau berakhirnya masa remaja sang anak, kini sebagai wanita RikmoSelanjutnya, prosesi siraman adat Jawa diteruskan dengan memotong rikmo atau rambut. Dari pihak mempelai pria juga akan menyerahkan potongan rambut yang kemudian disatukan dan dikubur di halaman rumah. Hal ini melambangkan, untuk mengubur semua hal-hal buruk, sehingga kelak rumah tangga pasangan tersebut hanya ada kebaikan dan via instagram/cantitachrilTahapan selanjutnya dalam prosesi siraman adat Jawa yakni, calon mempelai wanita digendong oleh sang ayah menuju kamar. Prosesi ini melambangkan betapa kasih sayang orang tua akan senantiasa selalu untuk anaknya, bahkan sampai menjelang sang anak memulai lembaran baru pernikahan. Apabila tidak dilaksanakan bopongan, calon pengantin akan langsung diantar oleh perias menuju atau berhiasFoto via instagram/ambarpaes_jakartaSelanjutnya di kamar, calon pengantin berganti pakaian dan bersiap untuk dikerik rambut di atas dahinya atau disebut dengan istilah Doa RestuTerakhir, calon pengantin keluar dari kamar dan menemui para tamu untuk memohon doa restu. Sementara itu, sesepuh atau pihak yang dituakan akan mengantar air siraman ke tempat calon pengantin Adat SundaFotografi MordenSama halnya dengan siraman adat Jawa, prosesi siraman adat Sunda ngebakan bertujuan untuk menyucikan calon mempelai pengantin baik secara lahir maupun batin. Prosesi siraman adat Sunda dilaksanakan 3-7 hari menjelang hari tahapan siraman adat Sunda adalah sebagai aisan melepaskan gendonganFoto Umarez PhotographyPada prosesi siraman adat Sunda, tahap pertama dimulai dengan ngengcangkeun aisan. Dimana calon pengantin akan digendong’ secara simbolis oleh sang ibu dengan melilitkan kain gendongan di tubuhnya dan sang anak. Kemudian sang ibu melepaskan gendongan tersebut, selanjutnya calon pengantin, ibu bersama ayah menuju tempat siraman. Pada tahap ini sang ayah juga membawa lilin, prosesi ini bermakna bahwa kedua orangtua akan segera mengakhiri tanggung jawabnya, dan selanjutnya digantikan oleh calon membasuh kaki orangtuaTahapan siraman adat Sunda dilanjutkan dengan prosesi ngaras. Calon pengantin akan dipangku kedua orang tua dalam prosesi dipangkon. Kemudian, si calon pengantin memohon izin kepada kedua orangtuanya untuk menikah, dilanjutkan dengan sungkem, barulah setelah itu calon pengantin akan membasuh kaki kedua orang air siramanFotografi Bingkai PhotographyUpacara dilanjutkan dengan mencampur air siraman yang berasal dari tujuh mata air dengan tujuh macam bunga beraroma wangi, disebut dengan bunga setaman. Pada prosesi siraman adat Sunda, calon pengantin akan disemprot dengan minyak wangi oleh orangtuanya. Prosesi ini bermakna, agar sang anak bisa selalu mengharumkan nama baik keluarga. NgebakanTak hanya itu, calon pengantin adat Sunda juga harus melewati tujuh lembar kain yang menyiratkan supaya selalu bersabar, sehat, tabah, beriman, bertaqwa, dan selalu istiqomah. Prosesi ini disebut ngebakan. SiramanBarulah akhirnya dilakukan siraman, prosesi yang dilakukan hampir sama dengan siraman adat Jawa. Dimana jumlahnya harus ganjil, 7, 9 atau 11 orang, dimulai dari sang ibu, ayah dan orang yang dituakan dalam prosesi siraman adat Sunda ini, rambut calon mempelai wanita juga akan dipotong sedikit layaknya ngerik pada prosesi Jawa. Hal ini melambangkan percantik diri secara lahir dan batin. Barulah terakhir dilakukan pembersihan bulu-bulu halus pada wajah, kuduk, membentuk amis cau atau sinom, godeg serta kembang turi yang disebut dengan ngeningan. Prosesi ini sebagai simbolis membuang atau membersihkan segala kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu, sehingga tidak terulang lagi di masa Parawanten Setelah selesai ngeningan, dilanjutkan dengan acara rebutan parawanten atau rebutan makanan. Makanan yang diperebutkan berupa umbi-umbian atau makanan ringan. Maknanya, sebagai harapan agar kedua mempelai mendapat rezeki yang lancar serta segera memperoleh tumpeng via instagram/ Umarez PhotographyPada prosesi siraman adat Sunda juga dilakukan potong tumpeng, yang kemudian disuapkan ke calon pengantin. Prosesi ini sebagai simbol pelepasan sang anak oleh kedua orangtuanya, untuk memulai hidup baru setelah rambutTerakhir, orangtua akan menanam potongan rambut calon pengantin, sebagai simbol mengubur segala hal buruk agar sang anak siap menjalani hidup baru yang bahagia. Rambut tersebut biasanya dikubur di pekarangan rumah. Fotografi Canola PhotoSecara umum, baik prosesi siraman adat Jawa maupun adat Sunda, keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni untuk menyucikan diri sebelum pernikahan digelar. Meskipun ada sedikit perbedaan dalam beberapa ritualnya tapi layaknya tradisi adat istiadat daerah lainnya, upacara siraman ini juga perlu dilestarikan. Supaya generasi penerus kelak tetap bisa mengenal akar budaya leluhurnya. Nah, setelah membaca ulasan di atas, sekarang sudah jelas kan dimana bedanya siraman Jawa dan Sunda? Jangan lupa untuk persiapkan pernikahan impianmu bersama WeddingMarket. Temukan berbagai diskon dan promo-promo menarik dari vendor-vendor terbaik di seluruh Indonesia. Semoga bermanfaat, ya! JuXR9Nf.
  • zxjosha4il.pages.dev/466
  • zxjosha4il.pages.dev/217
  • zxjosha4il.pages.dev/357
  • zxjosha4il.pages.dev/285
  • zxjosha4il.pages.dev/188
  • zxjosha4il.pages.dev/353
  • zxjosha4il.pages.dev/444
  • zxjosha4il.pages.dev/328
  • perbedaan siraman adat sunda dan jawa