U Amin I. Tuhan bersamamu. U. Dan bersama rohmu PENGANTAR (umat berdiri) SERUAN TOBAT (umat Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri

Selasa, 15 Juni 2021Janji Tuhan Ya dan AminPembacaan AlkitabMatius 625-34Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.Matius 633Janji-Mu seperti fajar pagi hari, yang tiada pernah terlambat bersinar," demikianlah sepenggal lirik sebuah lagu yang tidak asing bagi kita yang sering kita lantunkan, dengan sebuah keyakinan bahwa janji Tuhan ya dan amin. Tetapi realita kehidupan seringkali berbicara lain. Ketika kita dalam situasi yang mencekam atau diperhadapkan dengan dinamika kehidupan yang tidak mudah seringkali kita kuatir bahkan melupakan apa yang menjadi janji Tuhan dan lebih mempercayai logika atau kalkulasi 'maka' merupakan sebuah akibat dari perintah 'carilah dahulu Kerjaan Allah dan kebenarannya.' Dengan demikian, jikalau kita mengutamakan atau mendahulukan Tuhan di atas segala kepentingan kita maka semua kekuatiran kita tentang masalah kehidupan, apa yang saya makan atau kita pakai Tuhan akan tambahkan dalam hidup kita . Kita mempercayai hal itu dalam hati dan pikiran, tetapi dalam aplikasinya sering kali tidak mampu. Untuk memujudkan hal ini, kita butuh iman yang teguh untuk mempercayai janji Tuhan ya dan Amin, bukan sekedar logika. Apakah selama selama 24 jam kita habiskan untuk memikirkan kekuatiran tentang masa depan dan selalu tidak ada waktu untuk Tuhan dan melayani Dia? Seorang Direktur Utama sebuah perusahaan mengatakan bahwa the first job adalah melayani Tuhan dan the second job adalah menjadi seorang Direktur Utama di sebuah perusahaan. Mengapa bisa terjadi demikian? Karena dia memegang janji Tuhan tersebut bukan hanya di dalam hati dan pikirannya tetapi dia aplikasikan sehingga janji Tuhan menjadi nyata dalam kehidupannya. Seringkali janji Tuhan tidak kita rasakan karena kita membatasi Tuhan bekerja dalam hidup kita dengan tidak mempercayai Buatlah sebuah komitmen untuk mempercayai janji Tuhan ya dan amin dalam setiap aplikasi kehidupan. KNDikutip dari MOI LPMI Mitra Pelayanan Penanggung jawab pelayanan online BKK FH UNSRAT Navy Ratu dan Vielen Wanta

JanjiTuhan Ya Dan Amin 1. Amin adalah penggenapan janji Tuhan kata Amin ternyata mengandung kebenaran yang luar biasa. Satu kata pendek ini 2. Amin sebagai bukti iman Kata Amin berarti 'yakin dan benar-benar' (Ibrani: emunah atau iman). Ketika kita mengatakan 3. Amin sebagai bentuk deklarasi
Renungan Kristen Sekedar Berbagi Renungan Kristen Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.Mazmur 12 6 Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.Mazmur 18 30 . Janji memang suatu yang sangat kita harapkan. Sebuah janji yang tidak ditepati bisa menyebabkan kekecewaan besar kepada orang yang dijanjikan. Melanggar janji berkali-kali juga bisa merusak hubungan antar manusia, akibatnya runtuhlah rasa saling mempercayai. Janji seseorang kadang sangat diharapkan oleh yang dijanjikan. Apalagi kalau janji itu adalah sebuah janji akan memberikan pertolongan. Orang bisa sangat mengandalkan diri kepada janji yang dilontarkan oleh orang yang kaya atau orang yang berkuasa. Tapi dasar manusia, kata pepatah "lidah manusia itu memang bercabang." Manusia tidak pernah akan bisa diandalkan janjinya. Maka mengandalkan janji orang yang kaya atau berkuasa untuk sebuah pertolongan, adalah suatu yang sangat berbahaya.... Banyak kita dengar ucapan-ucapan janji orang berkuasa, yang tidak bisa ditepatinya. Contohnya janji tidak akan ada kenaikan BBM Bahan Bakar Minyak, janji partai bahwa tidak akan ada anggotanya yang korupsi, janji penggantian sapi di bencana alam meletusnya gunung berapi. Masih banyak janji lain yang yang kita dengar diucapkan orang berkuasa, tapi akhirnya dilanggar. Walau semua memiliki alasan yang paling logis sekali pun, yang jelas janji itu sudah dilanggar......Itulah bukti bahwa janji manusia tidak boleh kita andalkan. Lalu bagaimana dengan janji Tuhan? Mazmur 12 6 dan Mazmur 18 30 memuat kesaksian Raja Daud tentang apa yang ia rasakan akan janji Tuhan. Daud mengatakan bahwa,"Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.....Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni...." Masih banyak kesaksian lain dalam Alkitrab, tentang betapa janji Tuhan itu tak pernah meleset sedikit pun. Kadang janji Tuhan kelihatan mustahil bagi manusia, tapi sesungguhnya bagi Allah tidak ada yang mustahil.... Kita masih ingat tentang janji Tuhan kepada Abraham yang sudah berumur seratus tahun dan Sara yang sudah berumur sembilan puluh tahun, bahwa mereka akan mempunyai keturunan banyak sekali, padahal sebelumnya Sara mandul? Beginilah kesaksian Alkitab tentang peristiwa itu "....Aku akan memberkatinya Sara, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu Abraham seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya." Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak..."Kejadian 17 16-17. Tapi kita mempunyai kesaksian Alkitab dan kesaksian sejarah, bahwa janji Tuhan akhirnya ditepati oleh Allah, yaitu dengan kehadiran bangsa Israel sebagai keturunan darah dari Abraham dan Sara, yang masih berjumlah banyak sampai hari ini. Tapi apakah janji Tuhan masih bisa menghasilkan mukzizat di jaman modern ini? Di Tahun 1998 saya mendengar kesaksian seorang mahasiswa STTJ yang diundang ke sebuah Kebaktian Gereja di Hotel Sahid. Mahasiswa itu bercerita bahwa sebelumnya ia membaca buku yang ditulis seorang Pendeta, yang berjudul "My Yellow Volks Wagen", dimana seorang Pendeta yang melayani Tuhan membutuhkan sebuah mobil untuk pelayanannya. Pendeta itu menawar kalau bisa Tuhan memberi mobil VW berwarna kuning, karena selain butuh, Pendeta itu juga mengidamkan memiliki sebuah VW berwarna kuning. Ternyata di suatu hari, seorang datang menemui Pendeta itu untuk menghadiahkan sebuah VW berwarna kuning. Mahasiswa STTJ ini kemudian meniru apa yang dilakukan Pendeta di buku "My Yellow Volks Wagen" itu. Ia memang membutuhkannya, karena sore hari ia harus melayani di sebuah gereja. Waktunya mepet dengan jam selesai kuliahnya, sehingga ia sering terlambat ke pelayanan. Maka ia mulai menempel ayat-ayat Alkitab yang berisi janji-janji Allah di dinding kamarnya. Ia juga mendoakan agar Allah sudi memberinya mobil agar ia bisa tidak terlambat pelayanan. Teman-teman asramanya yang tahu apa yang dilakukannya, sering menertawakannya. Mereka suka bergurau,"Hei, mobilmu kamu parkir di mana?" dan ia selalu mejawab, "Ada tuh, diparkir di depan asrama." Suatu saat seorang Bapak yang selalu datang di pelayanannya, minta didoakan agar Tuhan memberi kesembuhan dari penyakit yang sudah dideritanya bertahun-tahun, dan tak ada dokter yang bisa menyembuhkannya. Maka Mahasiswa STTJ itu pun berdoa khusus berdua dengan Bapak itu. Ajaibnya ternyata Tuhan menyembuhkan Bapak yang sudah sakit tahunan tersebut...... Maka selang beberapa minggu, Bapak itu mengajak mahasiswa STTJ itu untuk ikut ke showroom mobil miliknya, dan menyuruhnya memilih salah satu mobil di showroom itu. Ia memberikan sebuah mobil kepada mahasiswa STTJ itu sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas kesembuhannya. Betapa tidak ia bersyukur, penyakit yang sudah tahunan dideritanya, dan tak ada dokter yang bisa menyembuhkannya, bisa sembuh? Kelihatannya ia sudah lama bernazar kalau ada yang bisa menyembuhkannya, akan ia beri satu dari mobilnya...Tapi tak pernah ada dokter yang bisa menyembuhkannya. Dokter dunia memang tak bisa menyembuhkan penyakitnya, tapi Allah bisa menyembuhkan segala penyakit..... Mahasiswa STTJ itu telah memberikan suatu kesaksian, bagaimana janji Allah itu memang murni, tak pernah meleset, persis seperti apa yang dikatakan Daud dalam Mazmur 12 dan Mazmur 18 tadi. Ia juga telah menyaksikan betapa Alkitab itu masih relevan sampai saat ini....Tak ada yang pernah berubah pada janji Allah....selalu Ya dan Amin! Kalau janji Allah berlaku pada Raja Daud, Abraham dan Sara, Pendeta yang menulis buku "My Yellow Volks Wagen", dan Mahasiswa STTJ itu, tentunya janji Allah itu juga berlaku bagi anda dan saya! Melalui renungan ini, kita belajar bagaimana harus selalu mengandalkan janji Allah, bukan janji manusia. Sebab janji Allah itu Ya dan Amin, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya! Renungan Kristen OEPGCVJ.
  • zxjosha4il.pages.dev/146
  • zxjosha4il.pages.dev/14
  • zxjosha4il.pages.dev/155
  • zxjosha4il.pages.dev/16
  • zxjosha4il.pages.dev/421
  • zxjosha4il.pages.dev/87
  • zxjosha4il.pages.dev/43
  • zxjosha4il.pages.dev/328
  • janji tuhan ya dan amin